Pengalaman Ekonomi Kreatif Indonesia Untuk Pembangunan Paska Konflik di Kolombia
By Admin
nusakini.com-- "Ekonomi kreatif merupakan salah satu motor pembangunan ekonomi Indonesia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan," demikian disampaikan Duta Besar RI untuk Kolombia, Priyo Iswanto, dalam kuliah umum yang disampaikan pada Seminar Bisnis Internasional ke-2 di Universitas Arreandina, Bogota, pekan lalu.
Seminar Bisnis Internasional ke-2 di Universitas Arreandina diselenggarakan oleh aliansi empat universitas di Bogota, yakni: Universitas Arreandia, Universitas Unitec, Universitas Empresarial, dan University of Applied and Environmental Science, serta dihadiri oleh sekitar 300 orang.
Pada edisi ke-2 kali ini, tema umum yang diangkat seminar tersebut adalah "Colombia in Peace and Sustainable." "Lembaran baru sejarah Kolombia paska perdamaian membawa banyak peluang ekonomi, namun tantangan terbesar adalah bagaimana membangun ekonomi yang berkelanjutan, tidak merusak lingkungan, dan yang inklusif melibatkan seluruh aspek sosial masyarakat Kolombia serta antara kota besar dengan pedesaan," demikian disampaikan oleh Wakil Rektor Unitec, Mr. Camilo Rizo, pada sambutan pembukaannya.
Kuliah umum Duta Besar Priyo Iswanto mengambil topik ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor ekonomi "yang memiliki peluang besar dalam menciptakan pekerjaan, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat sehingga inklusif," sebagaimana disampaikan dalam presentasi Duta Besar Priyo Iswanto.
Salah satu contoh ekonomi kreatif ini adalah meningkatnya perusahaan start-ups yang menggunakan aplikasi online seperti Gojek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia. "Keempat start-ups tersebut telah mendapatkan status 'unicorn' dimana estimasi nilai perusahaannya diperkirakan mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS," pengalaman ini membuktikan bahwa bisnis yang kreatif dan memanfaatkan inovasi serta teknologi informasi berpeluang sukses di pasar seperti Indonesia.
"Ada peluang besar bagi Kolombia untuk memanfaatkan ekonomi kreatif serta akses internet untuk membangun daerah-daerah paska-konflik dalam rangka membuka lapangan pekerjaan serta mendekatkan hasil ekonomi daerah tersebut dengan konsumennya di kota-kota besar di Kolombia," demikian ungkap Duta Besar Priyo Iswanto.
Seminar Bisnis Internasional dihadiri oleh kalangan mahasiswa dan akademik berlatarbelakang sekolah administrasi bisnis dengan fokus bisnis internasional. Sebagian besar mahasiswa sudah berbahasa inggris dalam rangka mempersiapkan diri kepada tuntutan pekerjaan di sektor perdagangan internasional seperti ekspor-impor dan pemasaran internasional. (p/ab)